Kamis, 11 Oktober 2012

Pemandian Air Panas Ciater


Pemandian air panas Ciater telah dikenal masyarakat khususnya di tataran Sunda sejak puluhan tahun silam.
Bahkan Ciater kerap dijadikan sebagai tujuan wisata banyak masyarakat yang ingin merasakan sensasi natural hot spring. Tahun berganti tahun, Ciater pun berbenah. Berbagai fasilitas yang menunjang dibangun dan diperbaiki. Kini, kondisi Ciater pun sudah dikembangkan sedemikian rupa sehingga suasananya bisa lebih nyaman, tertata, dan dilangkapi fasilitas yang mendukung.
Mandi Air Panas
Di Ciater yang menjadi andalannya adalah kolam pemandian air panas yang bersumber dari kawah Gunung Tangkuban Perahu. Banyak orang yang telah membuktikan bahwa dengan berendam di air panas khasiatnya ternyata bisa menyembuhkan banyak penyakit, seperti kelumpuhan, rematik, gangguan saraf, tulang dan terutama penyakit kulit, seperti panu, kudis, eksim, dsb.
Namun demikian, ternyata bukan hanya hot spring yang menjadi andalan Ciater. Di tempat ini Anda juga bisa menjalani sejumlah aktivitas petualangan yang seru bersama keluarga tercinta. Meluncur deras di arena flying fox (Rp.15.000,-/orang), melintasi trek dengan ATV (All Terrain Vehicles), melintasi jeram menantang dengan perahu karet (Rp.30.000,- s/d Rp.30.000,-/orang atau menjelajahi danau dengan perahu sampan adalah aktivitas seru yang bisa dilakukan.
Legenda Ciater
Wisata air panas Ciater merupakan yang terbesar di Jawa Barat. Selain bisa digunakan untuk mandi air panas, juga bisa sekalin untuk terapi penyakit kulit. Awal mulanya Ciater ini merupakan hutan belukar yang terkenal angker. Namun, seorang sakti bernama Embah Ebos berperan dalam membuka hutan angker tersebut sehingga lambat laun nuansa angkernya hilang.
Setelah dibuka, kemudian Embah Embos mengubahnya menjadi perkampungan warga. Sedikit demi sedikit perkampungan itu banyak didatangi masyarakat. Sampai suatu ketika, masyarakat di lokasi itu kekurangan air bersih. Lantas seorang sakti lainnya bernama Embah Tajimalela mencoba memotong pohon ater yang hidup di sekitar kampung. Tak disangka dari pohon itupun keluar air yang cukup deras memancar.
Maka sejak saat itulah warga setempat kemudian menjulukinya dengan air ater atau Ciater yang memiliki makna air yang memancar.
Pancaran air yang keluar dari pohon ater diyakini oleh warga memberi khasiat untuk mengobati sejumlah penyakit, terutama penyakit kulit. Keyakinan itu pulalah yang dibenarkan oleh bangsawan Belanda, Mr Hack Bessel, setelah melakukan penelitian terhadap air berkhasiat itu.



Lokasi
Berlokasi di Jalan Raya Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

0 komentar:

Posting Komentar

 

KOMPAS.com

VIVAnews

news.detik

Executive Class Universitas Budi Luhur